Terdapat dua fase dalam gejala gangguan bipolar, yaitu fase mania (naik) dan depresi (turun).
Ketika periode mania terjadi, pengidap akan terlihat sangat bersemangat, enerjik, dan bicara cepat.
Sementara itu, pada periode depresi, mereka akan terlihat sedih, lesu, dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.
1. Fase mania Beberapa gejala yang termasuk pada fase mania adalah:
β’ Sangat bersemangat, senang, dan mudah tersinggung atau sensitif.
β’ Merasa gelisah.
β’ Mengalami penurunan kebutuhan untuk tidur.
β’ Kehilangan nafsu makan.
β’ Berbicara dengan sangat cepat tentang banyak hal yang berbeda.
β’ Merasa seperti pikirannya berpacu.
β’ Berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus pada satu waktu.
β’ Melakukan hal-hal yang berisiko, seperti makan dan minum secara berlebihan, menghamburkan uang, atau melakukan hubungan seks yang sembrono.
β’Merasa sangat penting, berbakat, atau kuat.
2. Fase depresi
β’ Sangat sedih, hampa, khawatir, atau putus asa.
β’ Mengalami sulit tidur, bangun terlalu pagi, atau justru terlalu banyak tidur.
β’ Peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan.
β’ Tidak berminat untuk melakukan semua aktivitas, dorongan seks yang menurun atau bahkan tidak ada sama sekali, atau ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan (anhedonia).
β’ Berbicara dengan sangat lambat, merasa tidak ada yang ingin mereka katakan, atau banyak lupa.
β’ Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
β’ Merasa tidak mampu melakukan bahkan hal-hal sederhana.
β’ Merasa putus asa atau tidak berharga, dan munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Terdapat dua fase dalam gejala gangguan bipolar, yaitu fase mania (naik) dan depresi (turun).
Ketika periode mania terjadi, pengidap akan terlihat sangat bersemangat, enerjik, dan bicara cepat.
Sementara itu, pada periode depresi, mereka akan terlihat sedih, lesu, dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.
1. Fase mania Beberapa gejala yang termasuk pada fase mania adalah:
β’ Sangat bersemangat, senang, dan mudah tersinggung atau sensitif.
β’ Merasa gelisah.
β’ Mengalami penurunan kebutuhan untuk tidur.
β’ Kehilangan nafsu makan.
β’ Berbicara dengan sangat cepat tentang banyak hal yang berbeda.
β’ Merasa seperti pikirannya berpacu.
β’ Berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus pada satu waktu.
β’ Melakukan hal-hal yang berisiko, seperti makan dan minum secara berlebihan, menghamburkan uang, atau melakukan hubungan seks yang sembrono.
β’Merasa sangat penting, berbakat, atau kuat.
2. Fase depresi
β’ Sangat sedih, hampa, khawatir, atau putus asa.
β’ Mengalami sulit tidur, bangun terlalu pagi, atau justru terlalu banyak tidur.
β’ Peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan.
β’ Tidak berminat untuk melakukan semua aktivitas, dorongan seks yang menurun atau bahkan tidak ada sama sekali, atau ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan (anhedonia).
β’ Berbicara dengan sangat lambat, merasa tidak ada yang ingin mereka katakan, atau banyak lupa.
β’ Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
β’ Merasa tidak mampu melakukan bahkan hal-hal sederhana.
β’ Merasa putus asa atau tidak berharga, dan munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
BY OPEN LINK! π₯ π’ππ π₯π¨π ππ ππ§π
Warning: Undefined variable $i in /var/www/tg-me/post.php on line 280
In general, many financial experts support their clientsβ desire to buy cryptocurrency, but they donβt recommend it unless clients express interest. βThe biggest concern for us is if someone wants to invest in crypto and the investment they choose doesnβt do well, and then all of a sudden they canβt send their kids to college,β says Ian Harvey, a certified financial planner (CFP) in New York City. βThen it wasnβt worth the risk.β The speculative nature of cryptocurrency leads some planners to recommend it for clientsβ βsideβ investments. βSome call it a Vegas account,β says Scott Hammel, a CFP in Dallas. βLetβs keep this away from our real long-term perspective, make sure it doesnβt become too large a portion of your portfolio.β In a very real sense, Bitcoin is like a single stock, and advisors wouldnβt recommend putting a sizable part of your portfolio into any one company. At most, planners suggest putting no more than 1% to 10% into Bitcoin if youβre passionate about it. βIf it was one stock, you would never allocate any significant portion of your portfolio to it,β Hammel says.
In many cases, the content resembled that of the marketplaces found on the dark web, a group of hidden websites that are popular among hackers and accessed using specific anonymising software.βWe have recently been witnessing a 100 per cent-plus rise in Telegram usage by cybercriminals,β said Tal Samra, cyber threat analyst at Cyberint.The rise in nefarious activity comes as users flocked to the encrypted chat app earlier this year after changes to the privacy policy of Facebook-owned rival WhatsApp prompted many to seek out alternatives.πππ₯π ππ‘ ππ₯π’& 33; π’ππ π₯π¨π ππ ππ§π from us